PENGARUH METODE MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Mengajar merupakan suatu proses yang
kompleks tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa
banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan terutama jika diinginkan
hasil belajar lebih baik.Untuk itu seoarang guru perlu menggunakan metode-metode dalam menyampaikan pelajarannya. Metode
pelajaran sangat beraneka ragam dengan mempertimbangkan apakah suatu metode
pembelajaran cocok untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu,metode
pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa aktif dalam upaya memperoleh
kemampuan hasil belajar dan juga metode mengajar yang dipilih sepatutnya
disesuaikan dengan bentuk belajar atau hasil belajar yang diharapkan di peroleh siswa.
Belajar pada dasarnya merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku yang terjadi dari adanya interaksi antara seorang guru dengan
lingkungannya. Proses pembelajaran seharusnya menekan pada metode atau cara
bagaimana membelajarkan kepada siswa, proses pembelajaran dilaksanakan dalam
rangka memberi kesempatan kepada siswa memperoleh pengalaman belajar, proses
pembelajaran lebih banyak diarahkan untuk mempelajari mata pelajaran prosesnya
dapat beraneka ragam mulai dari yang sederhana dengan menggunakan ceramah sampai kepada yang kompleks
seperti dengan metode penemuan.
Pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita
lakukan kepada anak atau siswa, karena itu merupakan kunci sukses untuk
menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan
ilmu pengetahuan yang tinggi.
Pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, Negara, dan
Agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan
efesien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan
berjalan menyenangkan dan tidak membosanka.
Dari latar belakang masalah di atas,penulis mencoba
meneliti apakah pengaruh metode mengajar guru ada kaitanya dengan prestasi
belajar siswa sehingga menjadikan kedalam suatu
penelitian yang berjudul:
PENGARUH METODE MENGAJAR GURU TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWADengan alasan sebagai berikut :
1.Karena
dengan menerapkan metode pembelajaran yang efektif situasi
belajar mengajar akan menyenangkan sehingga dapat membangkitkan motivasi
belajar pada diri siswa dengan begitu prestasi belajarnya bisa memuaskan.
2.Karena
guru yang kreatif dapat mengembangkan materi – materi pembelajaran, sehingga
proses belajar mengajar tidak bersifat monoton sehingga dengan halhal yang baru tersebut siswa yang
kita ajar akan merasa senang sekaligus bangga jika materi yang disampaikan itu
menarik dan penting.
3.Karena metode merupakan salah satu komponen terpenting dalam proses pembelajaran,sebagus apapun materi tanpa metode yang tepat tidak akan berhasil secara maksimal bahkan bisa mengalami kegagalan.
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
Setelah diadakan penelitian pendahuluan, penulis
mengidentifikasikan masalah yang sesuai judul diatas maka terdapat item yang
berkaitan dengan pengaruh metode mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 kedungwaru yaitu :
1. Metode pengajaran yang
bervariatif .2. Motivasi belajar anak
3. Sumber dan fasilitas yang tersedia.
4. Kondisi lingkungan
5. Kemampuan guru
BAB III
PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH
1. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan yang akan dibahas
serta keterbatasan kemapuan,tenaga,waktu dan fasilitas yang tersedia maka dalam
penelitian ini akan membahas masalah sebagai berikut :Pengaruh
metode mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 ( enam ) bulan yakni dari bulan Januari, Pebruari, Maret 2012.
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 ( enam ) bulan yakni dari bulan Januari, Pebruari, Maret 2012.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana metode mengajar guru yang ada di SMA NEGERI 1 KEDUNGWARU?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa di SMA NEGERI 1 KEDUNGWARU ?
3. Adakah pengaruh antara metode mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa ?
BAB IV
TUJUAN DAN SIGNIFIKANSI PENELITIAN1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui metode mengajar guru
2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode mengajar guru dengan prestasi belajar siswa
4. untuk mengetahui metode apakah dalam mengajar guru
2. Signifikansi Penelitian
Mengenai signifikansi penelitian ada beberapa hal yang penulis inginkan dari penyusunan ini yaitu:
1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan
metode mengajar guru di SMA NEGERI 1 KEDUNGWARU
lebih efektif sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa
2. Dapat memberikan informasi kepada guru dengan memakai metode belajar yang bervariatif diharapkan prestasi belajar siswa dapat mencapai nilai yang diinginkan
3. Sedangkan manfaat bagi penulis adalah menambah pengetahuan tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa.
4. mengetahui metode yang cocok untuk mengajar siswa
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN1. Metode Penelitian
Untuk memudahkan penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survey teknik korelasional dan peletian Deskriptif.
2. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel
Populasi penelitian ini adalah siswa SMA NEGERI 1 KEDUNGWARU tahun ajaran 2011 / 2012 yang berjumlah 160 orang.Sampelnya diambil dari kelas 4 ( lima ) Dan
penyusunan menggunakan purposive sampel ( sampel bertujuan ) yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai tujuan yang diinginkan,sampel yang ditetapkan mengikuti yang dikemukakan oleh Prof.Dr.Suharsimi Arikunto, bahwa jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 25 % atau lebih.
3.Sumber
Data
Sumber data pada penelitian ini adalah dati survey dan informasi media media.
Untuk metode pengumpulan data melalui
dokumentasi, survey teknik korelasional dan penelitian Deskriptif.
5.Teknik
Analisis Data
Setelah data terkumpul, dari data tersebut
akan dibuat table dan grafik mengenai pembahasan penelitian dan akan ditarik
kesimpulan dari data tersebut.
BAB
IV
HASIL PENELITIAN
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Untuk mengatasi masalah ini diperlukan sebuah metode
pembelajaran yang mampu menolong dan relevan dengan kondisi siswa. Metode
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan siswa yang
memiliki motivasi tinggi, dan sesuai juga dengan siswa yang memiliki motivasi belajar
yang rendah. Metode yang bukan saja memberikan kemudahan bagi siswa namun juga
memudahkan kerja guru untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Metode dapat
berfungsi untuk memberikan pernyataan singkat dan rangsangan yang khusus
mengenai isi materi dari mata pelajaran yang telah dipelajari dan contoh-contoh
acuan yang mudah diingat untuk setiap konsep, prosedur atau prinsip yang
diajarkan.
Melihat pentingnya penggunaan metode pada setiap proses
pembelajaranmaka peneliti mencoba mengkaji kefektifan metode pembelajaran dalam
membelajarkan pada siswa. Selain itu, faktor, yang sangat menentukan
prestasi belajar siswa adalah motivasi siswa itu sendiri untuk berprestasi.
Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajar
yang dicapainya rendah, akibat kemampuan intelektual yang dimilikinya
tidak/kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar
kemampuan intelektual yang dimiliki siswa dapat berfungsi secara optimal adalah
adanya motivasi untuk berprestasi tinggi dalam dirinya. Motivasi merupakan
perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif
dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan dan merupakan bagian dari belajar
PENENTUAN
METODE MENGAJAR
Kegunaan Metode Pembelajaran Penemuan (discovery)
|
Kegunaan Metode
Pembelajaran Diskusi
|
Membangkitkan,
sikap untuk menemukan sendiri masalah dan pemecahannya
|
Membangkitkan
pelajaran untuk mampu hidup dan belajar secara
|
Membangkitkan
kreatifitas untuk
Memberikan
keleluasaan dalam berfikir, berenofasi, serta berinprovisasi
|
ilembangkitkan
daya kerja sama
Menumbuhkan
sifat kerja bersama dalam mencari dan memecahkan masalah
|
Membangkitkan
rasa percaya diri dan
|
Membangkitkan
rasa keinginan
|
Membentuk
wahana berfikir dan tanggapterhadap situasi dan keadan
|
|
Jika ditinjau dari prinsip pengajaran yang
terletak pada keaktifan belajar siswa, maka tingkat motivasi belajar yang
dimiliki siswa dapat membuatnya lebih aktif belajar dan metode pengajaran
tertentu yang diterapkan dapat pula mendukung keaktifan siswa yang diunggulkan
oleh motivasinya. Makin tinggi motivasi siswa diharapkan makin aktifis belajar
untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pengajaran dengan metode
pembelajaran discovery memberikan peluang yang lebih besar terhadap siswa yang
mempunyai motivasi tinggi untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam proses
belajar, sebab metode ini menuntut siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah
yang dihadapi secara aktif. Tetapi bagi siswa yang diajar dengan metode
pembelajaran diskusi kelompok keaktifan siswa yang mempunyai motivasi tinggi
untuk mencari dan menemukan masalah terbatas oleh keaktifan guru. Sebab para
siswa menerima pelajaran secara pasif dan terikat pada penjelasan guru. Dengan
demikian anggota kelompok yang suka mengeluarkan pendapat-nya dan langkah
urutan pengajarannya bisa terhambat. sehingga akhirnya motivasi belajar mereka
yang lebih tinggi terhadap pelajaran tidak berkembang secara optimal.
Bagi siswa yang mempunyai motivasi belajar
rendah terhadap materi pelajaran tentu ia akan kurang aktif dalam proses
belajar-mengajar, akibatnya akan sulit memperoleh basil belajar yang lebih
tinggi.
Jika ditinjau dari situasi belajar yang
dapat melayani keaktifan belajar siswa terutama apabila dalam menggunakan
proses mentalnya untuk menemukan konsep atau prinsip yang bisa tertinggal jika
tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Pembelajaran dengan metode
discovery diduga akan lebih efektif, namun hal ini berlaku bagi siswa yang
mempunyai motivasi tinggi, yakni siswa yang memberikan perhatian secara penuh
terhadap pelajaran. Sementara bagi siswa yang memiliki motivasi rendah, akan
mengalami hambatan belajar, apabila metode ini mengajarkan ajaran untuk mencari
jawaban ditambah dengan kejelasan tujuan yaitu dengan penemuan sendiri.
Ditinjau dari proses berfikir yang dilakukan dalam kedua
metode belajar ini, diduga pengajaran dengan menggunakan metode diskusi
kelompok lebih sesuai bagi siswa yang bermotivasi rendah, sebab pada metode
mengajar ini keaktifan belajar siswa banyak mendapat bantuan dari rekan
kelompok, pemimpin kelompok dan guru.
Berbekal penjelasan guru, pengaturan pemimpin diskusi
kelompok dari awal sampai akhir pelajaran dan contoh-contoh soal yang
diberikan, kemungkinan keinginan belajar mereka akan bisa dimotivasi, semakin
lama dapat merancang mereka untuk memberi perhatian pada pelajaran. Keadaan ini
membuat mereka lebih aktif dalam proses belajar dibanding dengan siswa lainnya
dengan menggunakan metode discovery.
Di sisi lain keaktifan siswa yang mempunyai
pembelajaran sulit berkembang, karena kengiatan belajar sangat tergantung
kepada motivasi dan karakteristik individu. Pada materi pembelajaran diskusi
kelompok ini siswa betul-betul dituntut perhatiannya kepada pelajaran, karena
mereka harus mengkaitkaitkan materi pelajaran dan berusaha membeberkan atau
mencetuskan pendapatnya sendiri. Dengan demikian proses belajar mengajar yang
menggunakan metode discovery diperkirakan akan memberikan hasil belajar yang
lebih tinggi bagi siswa yang mempunyai motivasi rendah dibandingkan menggunakan
metode pembelajaran diskusi kelompok.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, diduga bahwa
terdapat interaksi antara metode pembelajaran yang digunakan dengan motivasi
belajar siswa dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam pelajaran.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Tidak terdapat perbedaan hasil belajar
antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode discovery
dengan siswa yang dibelajarkan dengan metode diskusi kelompok.
2.
Terdapat perbedaan hasil belajar
antara siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi.
3.
Ada interaksi antara metode
pembelajaran dan motivasi belajar siswa dalam mempengaruhi hasil belajar
berdasarkan uji lanjut dengan menggunakan Uji Tukey menunjukkan bahwa:
1.
Hasil
belajar siswa bermotivasi belajar tinggi yang
dibelajarkan dengan menggunakan metode discovery, tidak berbeda signifikan dengan hasil belajar siswa
bermotivasi belajar rendah yang dibelajarkan dengan menggunakan metode diskusi
kelompok.
2.
Hasil
belajar siswa bermotivasi belajar tinggi yang
dibelajarkan dengan menggunakan metode discovery, berbeda signifikan dengan hasil belajar
siswa bermotivasi belajar tinggi yang dibelajarkan dengan menggunakan metode
diskusi kelompok.
3.
Hasil
belajar siswa bermotivasi belajar tinggi yang
dibelajarkan dengan menggunakan metode discovery, berbeda signifikan dengan hasil belajar
siswa bermotivasi belajar rendah yang dibelajarkan dengan menggunakan metode
discovery.
4.
Hasil
belajar siswa bermotivasi belajar rendah yang
dibelajarkan dengan menggunakan metode diskusi kelompok, tidak berbeda signifikan dengan hasil belajar siswa
bermotivasi belajar tinggi yang dibelajarkan dengan menggunakan metode diskusi
kelompok.
5.
Hasil
belajar siswa bermotivasi belajar rendah yang
dibelajarkan dengan menggunakan metode diskusi kelompok, berbeda signifikan dengan hasil belajar
siswa bermotivasi belajar rendah yang dibelajarkan dengan menggunakan metode
discovery.
6.
Hasil
belajar siswa bermotivasi. belajar tinggi yang
dibelajarkan dengan menggunakan metode diskusi kelompok, tidak berbeda
signifikan dengan basil
belajar siswa bennotivasi belajar rendah yang
dibelajarkan dengan menggunakan metode discovery.
Implikasi
Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik, para
guru dituntut menguasai berbagai metode pembelajaran yang akan digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar. Selain itu, guru juga harus memperhatikan
karakteristik siswa. Dengan menguasai berbagai macam metode pembelajaran, guru
dapat menguasai kelebihan dan kelemahan masing-masing metode pembelajaran.
Selanjutnya dengan mengetahui karakteristik siswa, guru dapat menentukan metode
pembelajaran yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan karakteristik siswa.
Dalam pembelajaran bidang studi, akan diperoleh hasil
belajar yang baik apabila dalam menyampaikan materi pelajaran, guru dapat
menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Temuan
penelitian ini membuktikan bahwa penerapan metode pembelajaran tertentu
pada kelompok subyek yang berbeda karakteristiknya akan memberikan hasil
belajar yang berbeda pula.
Agar pembelajaran dengan menggunakan metode discovery
dapat berjalan lebih efektif, rnaka peran sebagai sarana unjuk kerja siswa
dalam upaya membuktikan hipotesis dari permasalahan yang dihadapi siswa, harus
lebih dioptimalkan. Hal lainnya adalah, siswa harus lebih banyak didekatkan
sebanyak mungkin pada kenyataan bahwa segala fenomena yang ia temukan di dunia
ini, adalah dapat dipelajari dari pendekatan, sehingga ia merasa tertarik untuk
mempelajari secara lebih baik.
Agar pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
kelompok dapat berjalan lebih efektif, diusahakan setiap siswa dalam satu
kelompok diberi subpokok bahasan yang berbeda, sehingga setiap siswa memiliki
peran dan tanggung jawab yang sama dalam upaya membantu teman satu kelompoknya,
sehingga beban siswa yang memiliki kemampuan akademis lebih baik dari yang
lain dapat dikurangi. Di samping itu,
interaksi siswa ditingkatkan dengan membuat satu
kelompok lanjutan, dimana setiap siswa yang memiliki subpokok bahasan yang sama
dari setiap kelompok bergabung kembali membuat kelompok ahli, kemudian dari
diskusi. kelompok ahli, kembali lagi ke kelompok asal. Sehingga interaksi
sesama siswa dapat terjadi berulang-ulang kali. Semakin banyak interaksi yang
terjadi semakin besar efektivitas pembelajaran diskusi kelompok.
Dalam penelitian ini,, metode pembelajaran discovery
sangat sesuai dengan siswa yang memiliki. karakteristik motivasi belajar tinggi,
dan kurang membantu bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Sedangkan
pada pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok, bersesuaian dengan
tingkat motivasi belajar siswa baik rendah maupun tinggi.
Saran – Saran
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, maka saran-saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
1.
Dalam penelitian ini, diskusi
kelompok sebaiknya terus dipandu oleh guru. Sehingga jika ada deviasi diskusi,
dapat diminimalkan. Di samping itu, agar interaksi sesama siswa dapat berjalan
lebih balk, alokasi waktu diberikan secara lebih luas.
2.
Dalam pelaksanaan metode discovery
sebaiknya guru mencari stimulus/ bantuan lainnya dalam upaya
mempermudah siswa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bantuan tersebut
dapat berupa peran laboratorium, media belajar, observasi lapangan, kerja
praktek, dan lain sebagainya.